BAB I
1.1. Latar Belakang Masalah
Masa
remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa, baik secara jasmani
maupun rohani. Masa akil balig ini umumnya pada anak perempuan usia 11-12
tahun, sedangkan pada anak laki-laki usia 13-14 tahun.
Masa
ini disebut juga sebagai pubertas yakni masa ketika seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas
terjadi perubahan yang sangat mencolok dan membutuhkan penyesuaian diri
terhadap tuntutan sosial,
Seperti
yang telah dialami oleh seorang siswa dan siswi Madrasah Hidayatul Ulum Pragaan
Daya Sumenep, Khairul Haqiqi siswa Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Ulum, lahir di
sumenep 19 Oktober 1998. Desa Batuampar Pragaan Daya Putra dari pasangan Subki
dan Maisaroh, dari perkembangan dan pertumbuhannya sangat mencolok sekali karena dia mampu
menjalin solidaritas istimewa terhadap masyrakat terpencil, berbeda dengan
siswi Madrasah Tsanawiyah Hidaytul Ulum Pragaan Sumenep, Ni’matussa’adah lahir
di Sumenep 11 Agustus 1999. Desa Batuampar Pragaan Daya Sumenep, putri dari
pasangan Moh. Thaha dan Hayati. Dari perkembangannya dia bisa berkomunikasi
dengan baik dan juga dia mampu berbahasa internasional (English language)
BAB II
PEMBAHASAN
1.2. Pengaruh perkembangan dan pertumbuhan
Perkembangan
adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehinggga penekanan
arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan
berlangsung sepanjang kehidupan manusia,
Pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu pada jumlah,
besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses kematangan fungsi-fungi fisik yang berlangsung secara normal
dalam perjalanan waktu tertentu.
Aspek-aspek
perkembangan dan pertumbuhan individu adalah:
1.2.1.
Pertumbuhan
fisik
-
Pertumbuhan
sebelum lahir (masa konsepsi) Khairul Haqiqi pada waktu masa kandungan umur 4
bulan di adakan do’a (Tasyakkuran) dan juga ketika umur 7 bulan diadakan
syukuran. Sedangkan Ni’matussaa’adah pada masa Kandungan umur 7 bulan diadakan
do’a dan tasyakkuran.
-
Pertumbuhan
setelah lahir, Khairul Haqiqi berat badan 4 kilo dan biasa setiap bulan
diadakan tasyakkuan (ulang tahun), sedangkan Ni’matussa’adah berat badan 3
kilo, dan hanya diadakan syukuran ketika pemotongan rambut dan pemberian nama
sekaligus aqiqah.
1.2.2.
Intelek
-
Khairul Haqiqi,
dalam Kemampuan inlelegensinya dia tidak bisa mengadaptasi dalam lingkungan
keluarga, sedangkan Ni’matussaadah Dia lebih mengadaptasikan dalam lingkungan
keluarga nya dan bisa memahami lingkungan yang ada.
1.2.3.
Emosi
Kesayangan Khairul Haqiqi terhadap keluarga tidak ada sama sekali,
dan sibuk dengan sendirinya, dia suka marah egois dan lainnya. Sedanngkan
Ni’matussa’adah dia ramah tamah, tidak suka marah, dan penuh kasih sayng
terhadap keluargannya.
1.2.4.
Sosial
Khairul Haqiqi dia dalam bersosialisasi selalu dalam melakukan
ketidak sopanan dalam berinteraksi masyarakat, tetapi Ni’matussa’adah dia dalam
bersosialisasi sopan dan beradaptasi dalam lingkungan yang baik.
1.2.5.
Bahasa
Khairul Haqiqi dalam berbahasa dia tidak bisa berbahasa yang baik,
sedangkan Ni’matussa’adah berbahasa yang baik sesuai dengan lingkungan adat
yang ada,
1.2.6.
Bakat Khusus
Bakat Khusus yang dimiliki oleh Khairul Haqiqi dia mahir dalam
bekerja yang berat-berat, sedangkan Ni’matussa’adah dia Mahir dalam
berkomunikasi dan memimpin didalam kelasnya.
1.2.7.
Sikap, Nilai,
dan Moral
Sikap
khairul Haqiqi dalam kesehariannya dia selalu membuat ketidak nyamanan dalam
keluarga sering tengkar, marah, sehingga lingkungan menilai bahwa dia amoral,
Sedangkan Ni’matussaadah sikap yang dimilkinya dalam pergaulan setiap
hari-harinya, beraakhlaq yang baik sopan santun dalam berbicara, lemah lembut
dalam berbicara.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembamngan adalah
-
Kecerdasan,
Khairul Haqiqi dia tidak bisa menciptakan apa-apa dan selalu tidak masuk
sekolah sehingga dia merasa jauh kecerdasannya di banding dengan teman
sekelasnya, sedangakan Ni’matussaadah, dia bisa membuat sajak-sajak puisi,
bernyanyi, dan bisa berbahasa english
-
Temperamen,
dalam pengertian gampangnya adalah karakter atau gaya atau ciri khas seseorang,
seperti halnya kedua anak Mts ini Ni’matussa’adh bisa menyelasikan maslah dalam
kehidupan, dan Khairul Haqiqi tidak bisa menyelasikan masalah dalam
keluarganya.
-
Bakat khusus
kinestetik atau psikomotorik, Khairul Haqiqi bisa bermain bola, tennis, dan
Ni’matussa’adah bisa mengoprasikan komputer dan bisa bertataboga dan
keterampilan lainnya.
1.3. Perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif
sosial dan psikososial.
Sesuai
dengan konsep anak sebagai suatu totalitas atau sebagai individu perkembangan
juga merupakan suatu proses yang sifatnya holistik (menyeluruh). Artinya, perkembangan
itu terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan
aspek yang saling terjalin (interwoven) satu sama lain.
Pola
gerakan perkembangan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa
proses.
1.3.1.
Proses Biologis
Proses ini meliputi perubahan perubahan fisik individu.
Pencerminan peranan proses biologis dalam perkembangan terdiri
dari:
Ø Gen yang diwarisi dari orang tua.
Ø Perkembangan otak.
Ø Penambahan tinggi badan.
Ø Keterampilan motorik
Ø Perubahan-perubahan hormon pada masa puber
1.3.2.
Proses Kognitif
Proses ini meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa.
Pencerminan peranan proses kognitif ini dalam perkembangan anak
antara lain sebagai berikut:
Ø Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung.
Ø Menghubungkan dua kata menjadi kalimat.
Ø Menghafal puisi, sajak, dan do’a
Ø Memecahkan soal matematika.
Perbedaan
antara perkembangan kognitif dengan perubahan dalam arti belajar.
-
Perkembangan
kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan penting dalam pola dan kemampuan
berfikir serta kemahiran berbahasa.
-
Belajar
cenderung lebih terbatas pada pada perubahan-perubahan sebagai hasil dari
pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik.
Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi kemampuan belajar
anak, dan sebaliknya.
1.3.3.
Proses sosial /
psikososial
Proses ini meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi,
perubahan-perubahan dalam kepribadian serta perubahan-perubahan dalam perasaan.
Pencerminan peranan proses sosial dalam perkembangan anak adalah
sebagai berikut:
Ø Perkembangan identitas diri dari krisis-krisis yang menyertainya
serta perkembangan cara hubungan dengan anggota keluarga, teman sebaya, guru,
dan yang lainnya.
Ø Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya.
Ø Sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya.
Ø Kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses
biologis, kognitif, dan sosial. Proses itu terjadi pada perkembangan manusia
yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya dan inilah yang disebut
sebagai proses holistik.
1.4.
Bidang-bidang perbedaan individual.
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual”
menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada
aspek fisik maupun psikologis.
Jenis perbedaan
lainnya meliputi
1.4.1. Perbedaan
kognitif
Khairul Haqiqi dalam kemampuan kognitifnya
kurang mampu daya serap terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi.
Ni’matussa’adah lebih mampu dalam pengamatan
keseharian dan bisa menyerap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi
1.4.2. Perbedaan kecakapan
bahasa
Bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga
dari kedua anak tersebut sangat berbeda sekali dalam berkomunikasi, Khairul Haqiqi
kurang fasih dalam berbahasa dan berkomunikasi terhadap teman dan gurunya,
sedangkan Ni’matussa’adah bisa berkomunikasi dengan dengan baik.
1.4.3.
Perbedaan Fisik
Secara garis besar Khairul Haqiqi
lebih tinggi dan dewasa walaupun umur lebih muda dari Ni’matussa’adah,
Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih pendek walaupun umurnya lebih tua.
1.5.
Karakteristik perkembangan intelek remaja dan
tingkah lakunya
Setiap individu memiliki ciri
dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang
memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan
karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor
biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang
dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan
keadaan masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.
Karakter dari siswa Khairul Haqiqi
egois, suka marah dan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, dan
kelakuannya stiap harinya jalan jalan tanpa tjuan yang jelas dan tidak
memperdulikan ilmu pengetahuannay. Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih ramah,
komunikatif dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan apapun.
Kelakuannya setiap hari-harinya selalu berkaiatan dengan ilmu pengetahuannya.
1.6. Jenis jenis bakat husus.
Setiap orang memiliki kemampuan yang
berbeda sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Potensi yang dimiliki
individu ada yang bersifat umum dan ada yang khusus. Intelegensi termasuk
kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki
individu yang biasanya disebut dengan bakat khusus. Bakat khusus (talent)
adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan
berkembang yang baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang
tertentu sesuai potensinya. Individu yang memiliki bakat khusus dibidang
matematika misalnya, apabila memperolah kesempatan untuk mengembangkan secara
optimal da disertai motivasi yang tinggi akan memiliki kemampuan khusus dan
prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Conny semiawan dan Utami
Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih
berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:
1.6.1. Bakat
akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric),
logika bahasa, dan sejenisnya
1.6.2. Bakat
khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu
yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan
teknologi terbaru dan lainnya. Bakat dalam bidang seni, misalnya mampu
mengarang music
1.6.3. Bakat
khusus kinestetik atau psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola.
1.6.4. Bakat
khusus dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir
berkomunikasi dan sangat dalam kepemimipinan.
1.7. Perkembangan emosi, nilai, moral, dan sikap
Khusus mengenai perubahan nilai moral dan sikap pada masa
remaja ada tiga tahap, hal ini dari hasil penyelidikan-penyelidikan yang
dilakukan oleh kohlberg, yang disebut dengan teori perkembangan kognitif,
sebagai berikut:
Tingkat
1 (pra-konvensional)
1.7.1.
Oreintasi kepatuhan dan hukuman
1.7.2.
Oreintasi minat pribadi
Tingkat
2 (konvensional)
1. Oreintasi
keserasian interpersonal dan konfortunitas (sikap anak baik)
2. Oreintasi
otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (moralitas hukum dan aturan)
Tingkat
3 (pasca-konvensional)
1. Oreintasi
kontrak sosial
2. Prinsip
etika universal (prinsipled conscience)
1.8. Perkembangan kehidupan pendidikan dan kareir.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar
sekolah. Khairul Haqiqi adalah siswa Madrasah Hidayatul Ulum yang setiap
hari-harinya belajar dan biasa bekerja setiap pulang sekolah, karena dia
mengira bahwa bekerja sambil sekolah lebih enak dan menyenangkan. Sedangkan
statment dari siswi Madrasah Hidaytul Ulum, Ni’matussa’adah sekolah lebih
konsisten sekolah karena sekolah sambil bekerja kurang maksimal.
1.9.
Tugas
Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Keluarga.
Perubahan
Perilaku Menurut Buegess dan Huston
1.9.1
Mereka lebih
sering berhubungan dalam periode waktu agak lama
1.9.2.
Mereka mencapai
pendekatan bila terpisah dan ada peningkatan hubungan ketika bertemu
1.9.3.
Mereka terbuka
satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik
menunjukkan keakraban.
1.9.4.
Mereka menjadi
terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
1.9.5.
Mengambil
sistem sendiri
Tetapi menurut
objek yang saya teliti dari kedua anak remaja
1.9.6.
Khairul haqiqi
sering berhubungan dengan dalam waktu yang lama tetapi dia berhubungan dengan
orang lain desa. Sedangkan Ni’matussa’adah dia tidak sering berhubungan dengan
waktu yang lama paling sedikit 1 jam berhubungan dengan orang lain.
1.9.7.
Khairul Haqiqi
lebih terbuka satu sama lain dan secara fisik menunjukkan keakraban. Juga
dengan Ni’matussa’adah dia terbuka satu sama lain tetapi dia sedikit mampunyai
rasa peisimis
1.9.8.
Khairul Haqiqi
menggunakan sistem bahasa sendiri, berbeda dengan Ni’matussa’adah, Dia lebih
menggunakan sistem bahasa yang benar dan baku dan bahasa ejaan yang
disempurnakan
BAB III
PENUTUP
1.10.
Kesimpulan
Dari
keterangan diatas dapat saya simpulkan bahwa, perbedaan dari kedua siswa
Madrasah Hidyatul Ulum Bulu Pragaan Daya Sumenep Madura tahun 2012, sangat
berbeda baik dari bentuk fisik maupun psikologis,
Ø Perbedaan
kognitif
Khairul Haqiqi dalam kemampuan kognitifnya
kurang mampu daya serap terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi.
Ni’matussa’adah lebih mampu dalam pengamatan
keseharian dan bisa menyerap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi
Ø Perbedaan kecakapan
bahasa
Bahasa
merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga
dari kedua anak tersebut sangat berbeda sekali dalam berkomunikasi, Khairul
Haqiqi kurang fasih dalam berbahasa dan berkomunikasi terhadap teman dan
gurunya, sedangkan Ni’matussa’adah bisa berkomunikasi dengan dengan baik.
Ø Perbedaan Fisik
Secara garis besar Khairul Haqiqi
lebih tinggi dan dewasa walaupun umur lebih muda dari Ni’matussa’adah,
Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih pendek walaupun umurnya lebih tua.
Daftar Pustaka
Sunarto dan hartono,agung. 2008. perkembangan
peserta didik. Jakarta: PT. Rineka cipta.
Sumantri,
Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Hartina, S., 2008, Perkembangan Peserta Didik, Reflika Aditama,
Tegal.
Radhy, M.S., 2007, Perkembangan Peserta Didik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Pare-Pare.
Zunun, M.M., 2008, Seminar Psikologi Pendidikan Islam,
* Ach.
Munawir. Penulis Adalah mahasiswa STIKIP
YUNIAM MADURA Fakultas/Jurasan Bahasa English
Semester II 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar