Halaman

Jumat, 17 Agustus 2012

Perkembangan anak didik

BAB I
PENDAHULUAN *

1.1. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Masa akil balig ini umumnya pada anak perempuan usia 11-12 tahun, sedangkan pada anak laki-laki usia 13-14 tahun.
Masa ini disebut juga sebagai pubertas yakni masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Pada masa pubertas terjadi perubahan yang sangat mencolok dan membutuhkan penyesuaian diri terhadap tuntutan sosial,
Seperti yang telah dialami oleh seorang siswa dan siswi Madrasah Hidayatul Ulum Pragaan Daya Sumenep, Khairul Haqiqi siswa Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Ulum, lahir di sumenep 19 Oktober 1998. Desa Batuampar Pragaan Daya Putra dari pasangan Subki dan Maisaroh, dari perkembangan dan pertumbuhannya  sangat mencolok sekali karena dia mampu menjalin solidaritas istimewa terhadap masyrakat terpencil, berbeda dengan siswi Madrasah Tsanawiyah Hidaytul Ulum Pragaan Sumenep, Ni’matussa’adah lahir di Sumenep 11 Agustus 1999. Desa Batuampar Pragaan Daya Sumenep, putri dari pasangan Moh. Thaha dan Hayati. Dari perkembangannya dia bisa berkomunikasi dengan baik dan juga dia mampu berbahasa internasional (English language)







BAB II
PEMBAHASAN

1.2. Pengaruh perkembangan dan pertumbuhan
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehinggga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang kehidupan manusia,
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi-fungi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.
Aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan individu adalah:
1.2.1.      Pertumbuhan fisik
-          Pertumbuhan sebelum lahir (masa konsepsi) Khairul Haqiqi pada waktu masa kandungan umur 4 bulan di adakan do’a (Tasyakkuran) dan juga ketika umur 7 bulan diadakan syukuran. Sedangkan Ni’matussaa’adah pada masa Kandungan umur 7 bulan diadakan do’a dan tasyakkuran.
-          Pertumbuhan setelah lahir, Khairul Haqiqi berat badan 4 kilo dan biasa setiap bulan diadakan tasyakkuan (ulang tahun), sedangkan Ni’matussa’adah berat badan 3 kilo, dan hanya diadakan syukuran ketika pemotongan rambut dan pemberian nama sekaligus aqiqah.
1.2.2.      Intelek
-          Khairul Haqiqi, dalam Kemampuan inlelegensinya dia tidak bisa mengadaptasi dalam lingkungan keluarga, sedangkan Ni’matussaadah Dia lebih mengadaptasikan dalam lingkungan keluarga nya dan bisa memahami lingkungan yang ada.
1.2.3.      Emosi
Kesayangan Khairul Haqiqi terhadap keluarga tidak ada sama sekali, dan sibuk dengan sendirinya, dia suka marah egois dan lainnya. Sedanngkan Ni’matussa’adah dia ramah tamah, tidak suka marah, dan penuh kasih sayng terhadap keluargannya.
1.2.4.      Sosial
Khairul Haqiqi dia dalam bersosialisasi selalu dalam melakukan ketidak sopanan dalam berinteraksi masyarakat, tetapi Ni’matussa’adah dia dalam bersosialisasi sopan dan beradaptasi dalam lingkungan yang baik.
1.2.5.      Bahasa
Khairul Haqiqi dalam berbahasa dia tidak bisa berbahasa yang baik, sedangkan Ni’matussa’adah berbahasa yang baik sesuai dengan lingkungan adat yang ada,
1.2.6.      Bakat Khusus
Bakat Khusus yang dimiliki oleh Khairul Haqiqi dia mahir dalam bekerja yang berat-berat, sedangkan Ni’matussa’adah dia Mahir dalam berkomunikasi dan memimpin didalam kelasnya.
1.2.7.      Sikap, Nilai, dan Moral
Sikap khairul Haqiqi dalam kesehariannya dia selalu membuat ketidak nyamanan dalam keluarga sering tengkar, marah, sehingga lingkungan menilai bahwa dia amoral, Sedangkan Ni’matussaadah sikap yang dimilkinya dalam pergaulan setiap hari-harinya, beraakhlaq yang baik sopan santun dalam berbicara, lemah lembut dalam berbicara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembamngan adalah
-          Kecerdasan, Khairul Haqiqi dia tidak bisa menciptakan apa-apa dan selalu tidak masuk sekolah sehingga dia merasa jauh kecerdasannya di banding dengan teman sekelasnya, sedangakan Ni’matussaadah, dia bisa membuat sajak-sajak puisi, bernyanyi, dan bisa berbahasa english
-          Temperamen, dalam pengertian gampangnya adalah karakter atau gaya atau ciri khas seseorang, seperti halnya kedua anak Mts ini Ni’matussa’adh bisa menyelasikan maslah dalam kehidupan, dan Khairul Haqiqi tidak bisa menyelasikan masalah dalam keluarganya.
-          Bakat khusus kinestetik atau psikomotorik, Khairul Haqiqi bisa bermain bola, tennis, dan Ni’matussa’adah bisa mengoprasikan komputer dan bisa bertataboga dan keterampilan lainnya. 
1.3. Perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, kognitif sosial dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suatu totalitas atau sebagai individu perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya holistik (menyeluruh). Artinya, perkembangan itu terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin (interwoven) satu sama lain.
Pola gerakan perkembangan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses.
1.3.1.      Proses Biologis
Proses ini meliputi perubahan perubahan fisik individu.
Pencerminan peranan proses biologis dalam perkembangan terdiri dari:
Ø  Gen yang diwarisi dari orang tua.
Ø  Perkembangan otak.
Ø  Penambahan tinggi badan.
Ø  Keterampilan motorik
Ø  Perubahan-perubahan hormon pada masa puber
1.3.2.      Proses Kognitif
Proses ini meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa.
Pencerminan peranan proses kognitif ini dalam perkembangan anak antara lain sebagai berikut:
Ø  Mengamati gerakan mainan bayi yang digantung.
Ø  Menghubungkan dua kata menjadi kalimat.
Ø  Menghafal puisi, sajak, dan do’a
Ø  Memecahkan soal matematika.
Perbedaan antara perkembangan kognitif dengan perubahan dalam arti belajar.
-          Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan penting dalam pola dan kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa.
-          Belajar cenderung lebih terbatas pada pada perubahan-perubahan sebagai hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik.
Perkembangan kognitif anak akan memfasilitasi kemampuan belajar anak, dan sebaliknya.
1.3.3.      Proses sosial / psikososial
Proses ini meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi, perubahan-perubahan dalam kepribadian serta perubahan-perubahan dalam perasaan.
Pencerminan peranan proses sosial dalam perkembangan anak adalah sebagai berikut:
Ø  Perkembangan identitas diri dari krisis-krisis yang menyertainya serta perkembangan cara hubungan dengan anggota keluarga, teman sebaya, guru, dan yang lainnya.
Ø  Senyuman bayi sebagai respon terhadap sentuhan ibunya.
Ø  Sikap agresif anak laki-laki terhadap teman mainnya.
Ø  Kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif, dan sosial. Proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya dan inilah yang disebut sebagai proses holistik.
1.4.       Bidang-bidang perbedaan individual.
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Jenis perbedaan lainnya meliputi
1.4.1.      Perbedaan kognitif
Khairul Haqiqi dalam kemampuan kognitifnya kurang mampu daya serap terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi.
Ni’matussa’adah lebih mampu dalam pengamatan keseharian dan bisa menyerap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi
1.4.2.      Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga dari kedua anak tersebut sangat berbeda sekali dalam berkomunikasi, Khairul Haqiqi kurang fasih dalam berbahasa dan berkomunikasi terhadap teman dan gurunya, sedangkan Ni’matussa’adah bisa berkomunikasi dengan dengan baik.
1.4.3.      Perbedaan Fisik
            Secara garis besar Khairul Haqiqi lebih tinggi dan dewasa walaupun umur lebih muda dari Ni’matussa’adah, Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih pendek walaupun umurnya lebih tua.
1.5.       Karakteristik perkembangan intelek remaja dan tingkah lakunya
            Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang memperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.
            Karakter dari siswa Khairul Haqiqi egois, suka marah dan mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, dan kelakuannya stiap harinya jalan jalan tanpa tjuan yang jelas dan tidak memperdulikan ilmu pengetahuannay. Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih ramah, komunikatif dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan apapun. Kelakuannya setiap hari-harinya selalu berkaiatan dengan ilmu pengetahuannya.


1.6.       Jenis jenis bakat husus.
            Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang khusus. Intelegensi termasuk kemampuan umum, sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu yang biasanya disebut dengan bakat khusus. Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang yang baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Individu yang memiliki bakat khusus dibidang matematika misalnya, apabila memperolah kesempatan untuk mengembangkan secara optimal da disertai motivasi yang tinggi akan memiliki kemampuan khusus dan prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Conny semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang, yaitu:

1.6.1.      Bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka (numeric), logika bahasa, dan sejenisnya
1.6.2.      Bakat khusus dalam bidang kreatif-produktif artinya bakat dalam menciptakan sesuatu yang baru misalnya menghasilkan rancangan arsitektur baru, menciptakan teknologi terbaru dan lainnya. Bakat dalam bidang seni, misalnya mampu mengarang music
1.6.3.      Bakat khusus kinestetik atau psikomotorik, misalnya bakat dalam bidang sepak bola.
1.6.4.      Bakat khusus dalam bidang sosial misalnya sangat mahir melakukan negoisasi, mahir berkomunikasi dan sangat dalam kepemimipinan.
1.7.       Perkembangan emosi, nilai, moral, dan sikap
Khusus mengenai perubahan nilai moral dan sikap pada masa remaja ada tiga tahap, hal ini dari hasil penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan oleh kohlberg, yang disebut dengan teori perkembangan kognitif, sebagai berikut:

Tingkat 1 (pra-konvensional)
1.7.1.                  Oreintasi kepatuhan dan hukuman
1.7.2.                  Oreintasi minat pribadi
Tingkat 2 (konvensional)
1.      Oreintasi keserasian interpersonal dan konfortunitas (sikap anak baik)
2.      Oreintasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (pasca-konvensional)
1.      Oreintasi kontrak sosial
2.      Prinsip etika universal (prinsipled conscience)
1.8.       Perkembangan kehidupan pendidikan  dan kareir.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Khairul Haqiqi adalah siswa Madrasah Hidayatul Ulum yang setiap hari-harinya belajar dan biasa bekerja setiap pulang sekolah, karena dia mengira bahwa bekerja sambil sekolah lebih enak dan menyenangkan. Sedangkan statment dari siswi Madrasah Hidaytul Ulum, Ni’matussa’adah sekolah lebih konsisten sekolah karena sekolah sambil bekerja kurang maksimal.
1.9.       Tugas  Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Keluarga.
Perubahan Perilaku Menurut Buegess dan Huston
1.9.1        Mereka lebih sering berhubungan dalam periode waktu agak lama
1.9.2.      Mereka mencapai pendekatan bila terpisah dan ada peningkatan hubungan ketika bertemu
1.9.3.      Mereka terbuka satu sama lain tentang perasaan yang mereka rahasiakan dan secara fisik menunjukkan keakraban.
1.9.4.      Mereka menjadi terbiasa dan saling berbagi perasaan suka dan duka.
1.9.5.      Mengambil sistem sendiri
Tetapi menurut objek yang saya teliti dari kedua anak remaja
1.9.6.      Khairul haqiqi sering berhubungan dengan dalam waktu yang lama tetapi dia berhubungan dengan orang lain desa. Sedangkan Ni’matussa’adah dia tidak sering berhubungan dengan waktu yang lama paling sedikit 1 jam berhubungan dengan orang lain.
1.9.7.      Khairul Haqiqi lebih terbuka satu sama lain dan secara fisik menunjukkan keakraban. Juga dengan Ni’matussa’adah dia terbuka satu sama lain tetapi dia sedikit mampunyai rasa peisimis
1.9.8.      Khairul Haqiqi menggunakan sistem bahasa sendiri, berbeda dengan Ni’matussa’adah, Dia lebih menggunakan sistem bahasa yang benar dan baku dan bahasa ejaan yang disempurnakan   




















BAB III
PENUTUP
1.10.  Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat saya simpulkan bahwa, perbedaan dari kedua siswa Madrasah Hidyatul Ulum Bulu Pragaan Daya Sumenep Madura tahun 2012, sangat berbeda baik dari bentuk fisik maupun psikologis,
Ø  Perbedaan kognitif
Khairul Haqiqi dalam kemampuan kognitifnya kurang mampu daya serap terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi.
Ni’matussa’adah lebih mampu dalam pengamatan keseharian dan bisa menyerap ilmu pengetahuan dan ilmu technologi
Ø  Perbedaan kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Sehingga dari kedua anak tersebut sangat berbeda sekali dalam berkomunikasi, Khairul Haqiqi kurang fasih dalam berbahasa dan berkomunikasi terhadap teman dan gurunya, sedangkan Ni’matussa’adah bisa berkomunikasi dengan dengan baik.
Ø  Perbedaan Fisik
            Secara garis besar Khairul Haqiqi lebih tinggi dan dewasa walaupun umur lebih muda dari Ni’matussa’adah, Sedangkan Ni’matussa’adah dia lebih pendek walaupun umurnya lebih tua.









Daftar Pustaka

Sunarto dan hartono,agung. 2008. perkembangan peserta didik. Jakarta: PT. Rineka cipta.
Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hartina, S., 2008, Perkembangan Peserta Didik, Reflika Aditama, Tegal.
Radhy, M.S., 2007, Perkembangan Peserta Didik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Pare-Pare.
Zunun, M.M., 2008, Seminar Psikologi Pendidikan Islam,




*  Ach. Munawir.  Penulis Adalah mahasiswa STIKIP YUNIAM MADURA Fakultas/Jurasan Bahasa   English Semester II 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar